delik-aduan.com | Kebumen – Setelah viral pekan lalu karena aksi bar-bar di jalanan oleh oknum anggota Pemuda Pancasila (PP) Kabupaten Semarang, kini giliran anggota PP Kebumen yang menjadi sorotan di media sosial X.
Dugaan intimidasi ini terjadi pada seorang wali murid yang melaporkan dugaan pungutan liar (pungli) ke Polres Kebumen.
Kasus ini melibatkan Sugiyono, Ketua DPC Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM) Kresna Cakra Nusantara Kabupaten Kebumen.
Sugiyono menyebut dirinya mengalami intimidasi dan arogansi oleh dua oknum Kepala Desa (Kades), salah satunya diduga merangkap sebagai anggota ormas Pemuda Pancasila (PP).
Kejadian ini terjadi di Desa Menganti, Kecamatan Sruweng, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah, pada Minggu (30/7/2024).
Sugiyono menjelaskan kepada awak media bahwa intimidasi tersebut diduga terkait laporannya ke Polres Kebumen tentang dugaan pungli yang dikeluhkan oleh wali murid SDN 1 Jati Mulyo, Sruweng, Kebumen, Jateng.
“Pengadu yang memberikan kuasa ke lembaga perlindungan konsumen terkait dugaan pungli di SD Negeri Jatimulyo, menelpon saya dan menyatakan bahwa dia ditelepon oleh Pak Sabit yang mengaku sebagai Kepala Desa Jati Mulyo Kecamatan Petanahan,” ungkap Sugiyono.
Pak Sabit menyampaikan bahwa rumah pengadu akan didatangi oleh Kepala Desa Menganti dan anggota Pemuda Pancasila (PP) terkait laporan tersebut.
Sugiyono langsung merekam percakapan tersebut dan mengirimkan rekamannya ke Polres Kebumen, termasuk ke anggota intel, kapolres, Kasat Reskrim, dan Kasat Sabhara.
Namun, hingga peristiwa dugaan intimidasi terjadi, tidak ada satu pun polisi yang datang atau menghubungi.
Sugiyono menolak permintaan oknum Pemuda Pancasila untuk mencabut laporannya terkait dugaan pungli di sekolah dasar tersebut.
“Saya sampai kapanpun tidak akan mencabut laporan itu,” tegasnya.
Hal ini membuat oknum Pemuda Pancasila marah dan mengusir wali murid tersebut agar pindah dari kampung.
“Kalau tidak mau mencabut, besok pagi kamu harus keluar dari Menganti karena sudah bikin kisruh,” ujar oknum tersebut.
Sugiyono juga menanyakan apakah oknum Pemuda Pancasila tersebut mem-back-up sekolah yang dilaporkan atau tidak.
“Iya, saya mem-back-up sekolah itu,” tegas oknum Pemuda Pancasila bernama Supono.
Supono pun langsung naik pitam dan seolah ingin menghajar Sugiyono, namun Sugiyono pasrah dan mempersilahkan jika oknum tersebut akan menyerangnya.
Kasus ini menjadi perhatian publik, mengingat tindakan intimidasi yang dilakukan oleh oknum anggota ormas terhadap warga yang berusaha melaporkan dugaan penyimpangan.
Polisi diharapkan segera menindaklanjuti laporan ini dan memberikan perlindungan kepada warga yang berani bersuara demi keadilan.
(DW)